Sabtu, 29 September 2012

Sayur dan Buah yang Sebaiknya Dihindari Saat Hamil

Kehamilan adalah masa yang penting bagi perempuan. Pada masa-masa tersebut, ibu hamil harus benar-benar memperhatikan makanan yang dimasukkan ke dalam tubuhnya, termasuk buah dan sayur. Ada beberapa buah dan sayur yang sebaiknya dihindari saat ibu sedang hamil.

Selama kehamilan, seorang perempuan memang harus banyak makan sayur dan buah segar. Namun beberapa sayur dan buah sebaiknya dihindari karena dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin.

Berikut beberapa sayur dan buah yang sebaiknya dihindari saat hamil, seperti dilansir onlymyhealth, Jumat (13/4/2012):

1. Pepaya
Banyak budaya yang percaya bahwa makan pepaya tidak baik saat hamil. Asupan pepaya ternyata dapat membuat ibu melahirkan lebih awal. Pepaya, terutama yang mentah dan setengah matang, kaya akan lateks yang diketahui dapat memicu kontraksi rahim. Pepaya sebaiknya dihindari pada trimester akhir kehamilan.

Ibu hamil boleh mengonsumsi pepaya asal yang benar-benar matang. Pepaya matang kaya akan vitamin seperti vitamin C dan nutrisi sehat lainnya, yang dapat mencegah timbulnya gejala mulas dan sembelit.

2. Nanas
Nanas juga dianggap tidak baik untuk kehamilan. Nanas banyak mengandung bromelain yang dapat menyebabkan pelunakan leher rahim yang mengarah ke persalinan dini. Nanas terutama harus dihindari pada trimester awal untuk menghindari kejadian yang tak terduga seperti pelunakan leher rahim.

3. Anggur
Telah disarankan oleh banyak profesional medis bahwa wanita hamil di trimester akhir harus menghindari buah-buahan seperti anggur karena dapat menyebabkan kandungan panas.

4. Buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci
Saran yang paling penting bagi wanita hamil adalah menghindari sayuran dan buah yang tidak dicuci atau dipasteurisasi selama kehamilan. Kebersihan makanan sangat penting diberikan selama kehamilan untuk menghindari infeksi dari toksoplasmosis.

detikhealth.com
»»  Selengkapnya...

Panduan Memandikan Bayi Sesuai Usia

Menjadi seorang ibu baru memang tak mudah. Banyak pelajaran baru yang harus perlahan-lahan dipelajari ibu untuk merawat sang buah hati dengan baik. Salah satu pekerjaan yang tergolong banyak ditakuti ibu baru adalah saat harus memandikan bayi. Kondisi fisik bayi yang masih ringkih membuat Anda jadi takut untuk memandikannya.

"Selain itu, ada juga ketakutan karena belum berpengalaman untuk memandikan bayi. Misalnya tidak tahu harus pakai air hangat atau air dingin, dan lain-lain," tukas dr. Atilla Dewanti, SpA dalam acara workshop Baby Spa di Graha Unilever, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Dr. Atilla ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan saat memandikan si kecil tergantung dari usianya.

Bayi usia 0-3 bulan
1. Untuk memandikan bayi yang baru lahir sampai berusia tiga bulan, ia menyarankan untuk menggunakan air yang hangat. "Kulit bayi baru lahir punya kulit yang sangat tipis sehingga masih sensitif. Air dingin bisa membuatnya hipotermia," tukasnya. Siapkan air hangat di dalam bak mandi.
2. Kemudian, awali dengan mengelap tubuh bayi dimulai dari bagian atas, dan kepala. Selanjutnya, mulailah untuk mencuci rambutnya. Namun, biarkan tubuh bayi tetap terbungkus dengan selembar kain flanel yang hangat.
3. Setelah bagian kepala selesai dibersihkan, lanjutkan membersihkan bagian badan bayi. Buka pembungkus flanel bayi, dan awali dengan membersihkan bagian alat kelamin bayi. Terakhir bersihkan badan, tangan dan kaki bayi.
4. Terakhir, bilas dengan seluruh tubuh bayi dengan washlap yang sudah dibasahi air hangat sampai bersih.

Bayi usia 4-11 bulan
1. Usia 4-5 bulan, bayi sebaiknya masih dimandikan dengan air hangat. Dr. Atilla menyarankan untuk bayi diperkenalkan dengan air dingin ini mulai dari usia enam bulan ke atas.
2. Awali dengan membersihkan tubuh bayi bagian depan dan belakang dengan menggunakan washlap yang sudah diberi sabun bayi. Pastikan sabun yang digunakan ini lembut dan aman bagi kulit bayi.
3. Setelah bersih dan cairan sabun hilang semua, angkat bayi dari bak mandi dan keringkan dengan handuk.

kompas.com
»»  Selengkapnya...

Kalimat yang Perlu Dihindari Ketika Berbicara dengan Anak

Orang tua ketika dalam keadaan marah atau frustasi biasanya akan terlontar kata-kata yang kurang enak. Kata-kata tersebut keluar tanpa diperhitungkan. Mungkin kita beranggapan kata-kata tersebut akan menghilang dan tidak akan berpengaruh pada anak, tapi jangan salah, justru kata-kata yang memiliki dampak besar pada perkembangan emosi dan psikologis siswa. Soo, hati-hati.

Di bawah ini ada kalimat-kalimat yang perlu dihindari ketika berbicara dengan anak seperti yang dikutip dari female.kompas.

"Kamu seharusnya malu sama diri sendiri"
Kata "malu" adalah emosi yang destruktif dan seringkali memicu rasa bersalah yang sangat mendalam. Meski setiap anak bertingkah nakal, amat penting bagi mereka untuk mengerti mengapa tingkah mereka itu salah dan ia harus paham bahwa adalah hal yang wajar bagi setiap manusia untuk melakukan kesalahan, dan yang terpenting adalah kita semua belajar dari kesalahan itu.

"Karena Mama bilang begitu!"

Anak-anak merespon pada aturan saat mereka melihat alasan di baliknya. Habiskan beberapa detik untuk membantu mereka mengerti mengapa, agar mereka bisa melihat Anda sebagai figur otoritas yang pantas untuk dihormati ketimbang sebagai diktator.

"Mama enggak peduli kamu mau apa!"
Kadang, saat ada lebih dari 1 anak yang harus Anda puaskan, sulit untuk bisa memberikan mereka semua apa yang mereka mau. Kadang, saat mereka merengek di saat bersamaan karena meminta hal-hal yang berbeda, tanpa sadar, banyak orang mengatakan kata-kata semacam ini kepada anaknya. Namun, hal ini bisa membekas di pikiran anak-anak, karena mereka akan berpikir bahwa Anda tak peduli pada kebutuhannya, dan imbasnya mereka bisa tidak menghormati Anda. Ingat, menghadapi emosi mereka tidak berarti menyerah dan memenuhi permintaan mereka.

"Tante minta ciumnya, dong!"
Anda tidak akan mau mencium orang lain secara otomatis saat ada yang bilang mereka minta cium Anda, kan? Begitu pun anak-anak. Hormati wilayah personal mereka dan beri kontrol mengenai siapa yang boleh mendapat afeksi mereka.

"Kenapa kamu enggak bisa kayak..."

Membandingkan anak dengan anak lain, entah itu saudara kandungnya atau teman sekolahnya sama artinya Anda menanamkan bibit kerusakan di dalamnya. Merasa lemah dan tidak baik bisa memicu anak yang akan "meledak" di suatu waktu dan pertikaian di antara saudara. Ketimbang membuat mereka merasa rendah diri dibanding kelebihan orang lain, pujilah ia akan hal-hal baik yang ia bisa, tawarkan bantuan di area yang mereka kurang kuasai.

"Tunggu sampai Papa/Mama pulang nanti!"

Tak hanya hal ini akan memberi kesan bahwa yang mengatakan hal itu adalah orangtua yang takut kepada anaknya, tetapi juga menunjukkan bahwa Anda tidak punya kontrol terhadap situasi. Mengatakan hal ini berarti menyepelekan otoritas Anda dan pada akhirnya membuat si anak berpikir dan bertanya kepada diri sendiri, mengapa mereka mendengar Anda sejak awal?

"Kamu yang paling hebat!"
Ironis memang, tidak semua kata-kata positif itu berdampak positif. Tentu anak Anda adalah yang terbaik, tetapi terlalu banyak pujian tidak spesifik akan membuatnya jadi tidak berarti. Buatlah pujian yang spesifik.

"Enggak usah takut. Enggak kenapa-kenapa, kok!"

Kemampuan seorang anak untuk merasa aman dan mengkomunikasikan perasaannya adalah hal yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Meski Anda pikir ini adalah sikap manis dan baik, tetapi sebenarnya kata-kata seperti ini mengimplikasikan bahwa emosi mereka tidak benar. Dengarkan dan hadapi ketakutan mereka ketimbang meremehkan dan membuat mereka mengacuhkan perasaan mereka.

"Kamu nakal sekali!"
Adalah hal yang sangat buruk untuk melabeli anak dengan "nakal/badung/bandel", karena mereka akan berpikir itu adalah jati diri mereka dan berusaha untuk membenarkan Anda. Coba tunjukkan ketidaksukaan Anda akan sikap yang tak baik, jangan anaknya.

"Cepetan, dong! Mama tinggal, Ya!"
Menanamkan isu bahwa Anda akan meninggalkannya bukan hal yang disarankan. Anak tak tahu apakah Anda benar-benar akan meninggalkannya atau tidak. Meski sebenarnya Anda hanya bercanda atau menakut-nakuti, alias ancaman kosong. Bersabarlah menunggunya dan sadari anak-anak amat mudah teralihkan pikirannya, dan cari cara lain untuk mempercepat persiapannya beranjak.

sumber
»»  Selengkapnya...

Tips Membuat Anak Mendengarkan Anda Tanpa Perlu Berteriak

Pernah melihat orang tua di tempat umum yang berteriak kepada anaknya agar anaknya mendengar perintahnya? atau bahkan Anda sendiri mengalaminya? Sungguh tidak enak rasanya kan, apalagi si anak ikut-ikutan berteriak saat berbicara. Tapi di satu sisi ada anak-anak lain yang bisa diberi tahu oleh orang tuanya tanpa harus berteriak.

Di bawah ini beberapa tips membuat anak mendengarkan Anda tanpa harus berteriak yang dianggap efektif untuk berkomunikasi dengan anak tanpa harus berteriak.

Pesan "Saya"
Ada salah satu teknik komunikasi ekspresif untuk digunakan dengan anak, namanya "pesan saya". Terdapat 3 kata kunci dalam teknik ini, yakni; Saya merasa, ketika, dan karena.

Saat Anda berada dalam situasi ketika si anak meminta sesuatu sekarang juga, Anda bisa menggunakan teknik ini, jangan lupa gunakan ketiga kata kunci, contoh, "Mama (saya) merasa kesal ketika kamu mengganggu kerja Mama, karena Mama harus menyelesaikannya sebelum kita pergi ke taman bermain itu."

Teknik ini efektif karena ini memfokuskan kepada Anda dan perasaan Anda. Teknik ini tidak menyalahkan siapa pun, tetapi menjadi sebuah pernyataan sederhana dari cara pandang Anda terhadap situasi yang dihadapi.

Tekankan kepositivan
Salah satu cara berkomunikasi efektif dengan anak Anda adalah dengan menyusun kalimat secara positif. Hindari kata-kata "tidak" atau "jangan" saat bicara dengan anak. Ketimbang mengatakan, "Jangan buang mainan di lantai," lebih baik katakan, "Mainan itu tempatnya di keranjang mainan". Meski perubahannya sederhana, pemilihan kata-kata yang Anda gunakan berdampak besar pada reaksi anak dan caranya berinteraksi dengan orang lain.

Belanjar mendengarkan
Belajar dan mempraktikkan komunikasi yang reseptif adalah aspek penting untuk meningkatkan interaksi orangtua-anak. Amat penting mengenai apa yang Anda katakan (atau apa yang diekspresikan anak pada Anda) didengar dan dimengerti. Mendengarkan anak adalah bagian dari komunikasi yang reseptif, dan bisa digunakan sebagai cara untuk memahami anak.

Saat mendengarkan anak, hentikan segala bentuk aktivitas yang Anda lakukan dan berfokuslah pada anak Anda. Berlutut, duduk, atau angkat si kecil di atas bangku agar Anda dan dia berada dalam level yang setara. Saat si kecil berbicara, dengarkan sungguh-sungguh. Tanyakan pada diri Anda, "Apa yang dirasa oleh anak saya?" Lalu, ulangi apa yang Anda dengar atau apa yang Anda pikir sedang ia rasakan (kalau suaranya kurang jelas).

Kata kuncinya serupa poin pertama, "kamu, merasa, karena". Contoh, "Kamu merasa kesal karena kamu mau pergi ke taman bermain sekarang juga padahal Mama lagi bekerja." Menurut Terry Meredith, Patolog Bicara dan Bahasa dari TLM Consulting, penting untuk anak bisa mengekspresikan perasaannya lewat bahasa. Para orangtua juga bisa memberi tahu kepada anak bahwa adalah hal yang tak masalah untuk merasakan beberapa hal yang sama sekaligus.

Tindakan lebih jelas dari kata-kata
Ingat, bahwa pikiran Anda dikomunikasikan melalui tanda-tanda non-verbal. Cara Anda membawa diri bisa mengucapkan banyak hal ketimbang kata-kata.

Anda menghela napas sangat kencang, dahi mengerut, tangan mengepal, lalu tiba-tiba si kecil bertanya, "Mama marah?" lalu Anda menjawab sambil cemberut, "Enggak, Mama enggak marah". Bahasa tubuh Anda sudah jelas menunjukkan Anda marah dan kesal, tetapi Anda malah mengatakan sebaliknya. Saat tindakan dan kata-kata Anda tidak sinkron, Anda mengirimkan pesan ganda kepada anak. Anda membohongi perasaan, tetapi Anda menunjukkan apa yang sebenarnya Anda rasakan melalui tubuh Anda.

"Kebanyakan dari apa yang kita komunikasikan datang melalui komunikasi non-verbal. Pastikan bahasa non-verbal Anda sesuai dengan apa yang Anda katakan," anjur Meredith.

Teknik-teknik di atas bisa digunakan untuk mengkomunikasikan hal-hal positif kepada anak-anak Anda. Berikut ini satu tips yang bisa Anda lakukan untuk dipraktikkan setiap hari, angkat si kecil ke pangkuan Anda, lingkarkan lengan Anda di sisi kujurnya, lalu katakan, "Mama sangat bahagia saat kamu ada dekat Mama, karena Mama sayang sama kamu" dengan kata-kata atau bahasa yang lebih dimengerti Anda dan si kecil.

sumber: kompas
»»  Selengkapnya...

Makanan Tidak Aman Untuk Dikonsumsi Selama Hamil

Makanan yang tidak aman untuk dikonsumsi selama hamil perlu diketahui oleh wanita hamil agar bayi dalam rahimnya tumbuh sehat.

Wanita hamil harus hati-hati dan belajar membedakan mana makanan yang baik atau tidak. Karena pertumbuhan bayi yang dikandung tergantung pada apa yang dikomsumsi selama kehamilan.

Seperti yang dikutip detikhealth, ada beberapa jenis makanan yang tidak aman dikonsumsi selama hamil.

1. Daging setengah matang

Daging, steak atau unggas yang dimasak setengah matang berisiko tinggi terkontaminasi dengan bakteri, seperti coliform, toksoplasmosis dan Salmonella. Selain itu, hati ternak tidak aman untuk dimakan selama kehamilan. Masaklah daging hingga benar-benar matang agar bakteri dalam makanan mati untuk menjaga kesehatan janin Anda.

2. Produk susu yang tidak dipasteurisasi

Susu yang tidak dipasteurisasi dan semua produk susu lainnya yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi harus dihindari selama kehamilan. Hal ini karena produk tersebut mengandung jenis bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Keju juga harus dihindari karena membawa bakteri Listeria yang dapat menyebabkan keguguran.

3. Telur mentah dan setengah matang

Anda membutuhkan protein dari telur, tetapi hindari makan telur yang dimasak setengah matang ketika hamil. Telur mentah dan setengah matang mengandung bakteri yang dapat membahayakan tubuh. Selain itu, Anda juga harus menghindari saus mayones karena mengandung telur mentah.

4. Kafein

Konsumsi kafein selama kehamilan telah menjadi perdebatan apakah asupan sedang kafein baik-baik saja untuk ibu hamil atau tidak. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi kafein dapat menyebabkan keguguran sementara yang lain mengatakan sebaliknya.

Kafein juga dapat menghilangkan cairan dan kalsium dari tubuh, sehingga agar lebih aman, pilihlah konsumsi jus segar dan air mineral yang bersih daripada minum minuman berkafein.

5. Alkohol

Anda harus menghindari minuman beralkohol sepenuhnya selama kehamilan. Alkohol sangat berbahaya bagi kondisi kesehtan janin dan dapat menyebabkan keguguran.

6. Ikan tertentu karena kandungan merkuri yang tinggi

Hindari konsumsi ikan seperti ikan kembung, king mackerel, hiu, dan jenis ikan lainnya yang mengandung merkuri tinggi. Merkuri dalam ikan dapat menyebabkan kerusakan otak.

7. Sayuran yang tidak dicuci

Sayuran sangat penting bagi pekembangan janin dalam perut Anda, tetapi makan sayuran yang tidak dicuci terlebih dahulu atau makan sayuran mentah sebagai lalapan sangat berbahaya bagi kehamilan. 

sumber

»»  Selengkapnya...